Ciri Santri, Menerima Budaya dan Cinta Indonesia

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Peringatan Hari Santri 2019 dimeriahkan dengan gelaran Muktamar Pemikiran Santri Nusantara (MPSN). Setelah tahun lalu di Krapyak, even kali kedua ini juga mengambil tempat di pesantren, As-Shiddiqiyah Jakarta Barat.  

MPSN akan berlangsung tiga hari, 28-30 September 2019. Dijadwalkan hadir sejumlah narasumber, antara lain: Menag Lukman Hakim Saifuddin, Ketum PBNU dan PP Muhammadiyah, Nadirsyah Hosen, serta Yenny dan Inayah Wahid.  

Tampil di hari pertama, Menag menggarisbawahi tentang kekhasan santri Indonesia. Menurutnya, ada sejumlah ciri khas santri Indonesia yang diharapkan bisa dirumuskan secara sistematis dalam muktamar kali ini.  

"Semua santri dikenal kemampuan penerimaannya terhadap kebudayaan yang lebih dulu ada, nyaris tanpa konflik. Sangat menghargai budaya yg lebih dulu ada," kata Menag memberi bahan diskusi bagi ratusan peserta muktamar dan ribuan santri yang hadir di Kedoya, Sabtu (28/09).  

Sedikitnya ada 126 makalah tentang santri dan pesantren yang akan dipresentasikan dan diskusikan dalam muktamar kali ini. Menag berharap, salah satu rumusan akhirnya terkait ciri santri Indonesia. 

Ciri lainnya, lanjut Menag, santri cinta Indonesia. "Kecintaan atau nasionalisme kaum santri terhadap tanah air sangat luar biasa. Ini salah satunya tercermin dalam uungkapan hubbul wathan minal iman yang terus diajarkan kepada santri Indonesia. 

"Kami harap, akan ada yang merumuskan hal-hal terkait kekhasan santri Indonesia yang dapat berkontribusi terhadap perdamaian dunia," pesan Menag.  

MPSN II ini mengangkat tema "Tradisi, Eksistensi,dan Perdamaian Global”.(p/ab)